Singapura Penanam Modal Paling Besar Di Indonesia, Nilai Investasi Usd 4,6 Miliar
Jаkаrtа – Singapura kembali mencatatkan diri sebagai penanam modal asing (PMA) terbesar di Indonesia sepanjang tahun 2023. Dengan total nilai investasi mencapai USD 4,6 miliar, negeri kota tersebut memperkuat posisinya sebagai mitra strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Tak hanya unggul dalam jumlah, Singapura juga menjadi investor yang tersebar merata di berbagai sektor strategis dan wilayah di Tanah Air.
Data ini disampaikan langsung oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang merilis laporan realisasi investasi triwulan IV tahun 2023. Singapura menduduki posisi teratas dalam daftar negara asal investasi asing, melampaui negara-negara kuat lain seperti Tiongkok, Jepang, Hong Kong, dan Amerika Serikat.
Realisasi investasi dari Singapura tidak hanya terfokus pada satu sektor saja. Berdasarkan data BKPM, sebagian besar investasi Singapura mengalir ke sektor industri logam dasar, transportasi, pergudangan, telekomunikasi, perumahan dan kawasan industri, serta sektor jasa lainnya. Dengan pendekatan investasi yang beragam, Singapura memperlihatkan kepercayaannya pada potensi ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Contohnya, di sektor manufaktur logam dasar dan industri turunannya, investasi Singapura digunakan untuk membangun fasilitas produksi yang mendukung hilirisasi sumber daya mineral Indonesia. Di sektor digital dan teknologi informasi, modal dari perusahaan Singapura banyak digunakan untuk mengembangkan infrastruktur data center dan sistem logistik digital yang efisien.
Mengapa Singapura Terus Melirik Indonesia?
Ada beberapa faktor kunci yang menjadikan Indonesia magnet investasi bagi Singapura:
-
Lokasi Strategis dan Pasar yang Besar
Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan letak geografis yang berdekatan, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial. Sebagai negara tetangga, Singapura memanfaatkan kedekatan ini untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. -
Stabilitas Politik dan Reformasi Iklim Investasi
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat dalam memperbaiki iklim investasi melalui berbagai reformasi regulasi. Lahirnya UU Cipta Kerja dan penyederhanaan perizinan usaha menjadi sinyal positif bagi investor asing. Ditambah lagi, kehadiran Lembaga Pengelola Investasi (Indonesia Investment Authority) juga memberi jaminan kepastian dan keamanan dalam berinvestasi. -
Peran Singapura sebagai Hub Keuangan Asia Tenggara
Sebagai salah satu pusat keuangan global, Singapura memiliki banyak perusahaan multinasional dan lembaga keuangan yang memanfaatkan negara itu sebagai basis pengelolaan dana sebelum masuk ke negara-negara tetangga, termasuk Indonesia. Artinya, sebagian besar investasi yang tercatat sebagai “asal Singapura” bisa jadi berasal dari perusahaan global yang menggunakan Singapura sebagai pintu masuk.
Distribusi Investasi: Tak Lagi Terkonsentrasi di Jawa
Salah satu fakta menarik dari data BKPM adalah bahwa investasi Singapura tidak hanya mengalir ke Pulau Jawa, tetapi juga menyebar ke berbagai wilayah lain di Indonesia. Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pemerataan pembangunan nasional. Beberapa proyek besar dengan dana dari Singapura ditemukan di Kalimantan Timur (terutama berkaitan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara), Sulawesi, dan wilayah Sumatra.
Baca : 100 Hari Trump, Amerika Dalam Topan Politik
Misalnya, proyek kawasan industri hijau di Kalimantan Utara yang berbasis energi terbarukan sebagian besar didukung oleh modal asing, termasuk dari Singapura. Sementara itu, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara juga menjadi lokasi penting bagi proyek smelter nikel, yang sebagian dananya berasal dari mitra bisnis Singapura.
Dampak Positif terhadap Perekonomian Indonesia
Investasi asing, khususnya dari Singapura, memberikan efek berganda (multiplier effect) yang signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Tak hanya menyumbang pada Produk Domestik Bruto (PDB), investasi ini juga mendorong penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Menurut laporan Kementerian Investasi, sepanjang 2023, investasi asing langsung (FDI) secara keseluruhan menyerap lebih dari 1,3 juta tenaga kerja baru di Indonesia. Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor industri pengolahan, infrastruktur, dan jasa profesional—sektor yang banyak disentuh oleh investor Singapura.
Meskipun Singapura mencatatkan prestasi sebagai investor terbesar, Indonesia tidak bisa berpuas diri. Untuk menjaga momentum ini, perlu ada kesinambungan kebijakan yang pro-investasi, termasuk kepastian hukum, penyederhanaan birokrasi, serta peningkatan kualitas SDM lokal.
Di sisi lain, Indonesia juga harus terus mengembangkan ekosistem bisnis yang ramah inovasi dan teknologi. Sebab, Singapura sebagai negara dengan ekosistem startup dan digital paling maju di Asia Tenggara tentu lebih tertarik menanamkan modal di sektor-sektor yang memiliki kesiapan teknologi.
Apalagi dalam menyongsong era transisi energi dan digitalisasi, Indonesia bisa menjadi mitra penting bagi Singapura dalam membangun industri hijau dan ekonomi digital. Kerja sama di bidang energi terbarukan, baterai kendaraan listrik, hingga layanan teknologi finansial adalah area yang sangat potensial untuk terus dikembangkan.