Travel News

Strategi Pemerintah Bikin Langit Biru Di Sektor Penerbangan

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutan di Bali International Airshow 2024.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (dok. Borris Yoseitman Maningka)

Denpasar

Untuk mendukung industri penerbangan yang berkelanjutan, pemerintah Indonesia meluncurkan Roadmap Action Plan atau Rencana Aksi Peta Jalan bagi materi bakar berkesinambungan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Hal ini yaitu bab dari rencana pemerintah meraih Net Zero Aviation pada tahun 2050.

“Oleh alasannya merupakan itu, dengan gembira saya sampaikan bahwa pada program hari ini kami juga menyaksikan. Ini merupakan bab dari kesepakatan Indonesia untuk meraih emisi nol higienis pada tahun 2050. Indonesia memiliki banyak potensi buat ini, dan kami sanggup memainkan tugas yang sungguh signifikan buat menawarkan bidang penerbangan yg sungguh ramah di tahun-tahun mendatang. Dan kita juga melakukan pekerjaan sungguh keras buat meraih emisi nol higienis lebih permulaan dari tahun 2060,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan di Bali International Airshow, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (18/9/2024).

Baca juga: Buka Bali Airshow, Luhut: Saatnya Kita Terbang

Dokumen peta jalan SAF menurut Luhut sudah dikembangkan secara kolaboratif oleh segala pemangku kepentingan terkait. “Dan akan berfungsi selaku kerangka tutorial kita bagi meraih tujuan mengamankan masa depan Indonesia. Saya yakin pemerintahan selanjutnya mulai mendorong kebijakan strategis kita menuju tahap implementasi. Peluncuran peta jalan nasional Indonesia bagi mengembangkan industri Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuels/SAF) menandai momen utama dalam kesepakatan kalian kepada penerbangan berkelanjutan,” ungkap Luhut.

“Peta jalan strategis ini tidak cuma menyinari pengabdian kami bagi menghemat emisi karbon, tapi juga menempatkan Indonesia di garis depan dalam upaya global bagi merealisasikan langit yg lebih hijau. Dengan menyebarkan ekosistem SAF yang kuat, kalian memutuskan target ambisius untuk meraih Net Zero Aviation pada tahun 2050, menetapkan masa depan yg berkesinambungan buat industri penerbangan kita dan berkontribusi secara signifikan dalam memerangi pergeseran iklim secara global,” tutup Luhut.

Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero) juga sudah mulai menyalurkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) ke jaringan global. Virgin Australia Airlines, menjadi maskapai internasional pertama yang menikmati layanan SAF dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai.

SAF yang ditawarkan Pertamina Patra Niaga juga menyanggupi tolok ukur global menyerupai CORSIA oleh International Civil Aviation Organization (ICAO), RefuelEU/Fit55 oleh Uni Eropa, Perdagangan Emisi UE/Inggris Raya, serta Tax Credit IRA USA.

Baca juga: Pesta Penerbangan Dimulai, Ini Line up Pesawat yang Dipamerkan

Selanjutnya diskusi SAF bareng Tony Blair

Dalam upaya bikin gebrakan penerbangan rendah karbon, perhelatan Bali international Air Show (BIAS) 2024 dibuka dengan panel diskusi pengembangan industri materi bakar penerbangan berkesinambungan (Sustainable Aviation Fuel atau SAF).

Diskusi yg bertajuk “Dunia and Regional Collaboration Potential on Sustainable Aviation Fuel (SAF)” ini mengeksplorasi perspektif global dan regional tentang
potensi kerja sama dalam menyebarkan industri SAF, tergolong persepsi pelaku jerih payah di dunia penerbangan.

Obrolan ini didatangi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan; Executive Chairman Tony Blair Institute for Global Change dan Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair; Direktur Taktik, Portofolio, dan Pengembangan Usaha di PT Pertamina (Persero), Salyadi Saputra; Direktur Primer Lion Air Group, Captain Daniel Putut Kuncoro; serta President of Airbus Asia Pacific, Anand Stanley.

Diskusi SAF di Bali International Airshow didatangi oleh Menteri Koordinator BidangKemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan; Executive Chairman Tony Blair Institute forGlobal Change dan Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair; Direktur Strategi, Portofolio,dan Pengembangan Usaha di PT Pertamina (Persero), Salyadi Saputra; Direktur Utama LionAir Group, Daniel Putut Kuncoro; serta President of Airbus Asia Pacific, Anand Stanley.Diskusi SAF di Bali International Airshow didatangi oleh Menteri Koordinator BidangKemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan; Executive Chairman Tony Blair Institute forGlobal Change dan Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair; Direktur Strategi, Portofolio,dan Pengembangan Usaha di PT Pertamina (Persero), Salyadi Saputra; Direktur Primer LionAir Group, Daniel Putut Kuncoro; serta President of Airbus Asia Pacific, Anand Stanley. Foto: Bali International Airshow

Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha di PT Pertamina, Salyadi Saputra, juga menekankan bahwa SAF yaitu penyelesaian utama bagi proses dekarbonisasi di sektor penerbangan.

“Permintaan SAF secara global akan selalu meningkat, dan Pertamina telah ulet mengeksplorasi feedstock yg sanggup dimasak untuk dijadikan bahasan dasar SAF. Kami percaya SAF mulai memiliki tampilan baik di pasar global sehingga membuatnya economically feasible.” jelasnya.

Dari perspektif maskapai penerbangan, Captain Daniel Putut Kuncoro dari Lion Air Group mengangkat kembali tugas SAF yang sungguh penting dalam proses dekarbonisasi sektor aviasi global. “Lion Air siap buat bergerak bareng pemerintah Indonesia bagi memakai SAF demi menyanggah proses pergeseran iklim dan mengembangkan lingkungan hidup yang lebih sehat,” ujar Captain Daniel.

Sementara itu, Kepala Negara Airbus Asia Pasifik, Anand Stanley, menyertakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dalam mendukung dekarbonisasi sektor aviasi. Anand juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama antara industri penerbangan dan pemerintah negara dengan para produsen energi. “Kita juga perlu melakukan pekerjaan sama dengan produsen energi bagi bikin rantai pasokan SAF, mengeksplorasi dan mengurus materi baku feedstock SAF, menawarkan studi tekno-ekonomi, dan mendukung kesanggupan bikinan SAF,” ujarnya.

bali international airshowluhut binsar pandjaitan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *